Penerapan Model Pembelajaran Number Head Together Dengan Media Kartu Pintar Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Puisi pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Banyumudal Wonosobo

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan  hasil pembelajaran dengan menggunakan media kartu pintar dan model pembelajaran number head together pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyumudal. Desain Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan secara langsung oleh peneliti. Subjek pnelitian ini adalah 10 peserta didik SD Negeri 2 Banyumudal. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes berupa tes tertulis yang diberikan kepada siswa di akhir pertemuan siklus I dan siklus II, sedangkan non tes berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengetahui keaktifan belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil pembeljaran dengan menggunakan media kartu pintar dan model pembelajaran NHT pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyumudal. Hal tersebut dijelaskan bahwa presentase prasiklus keaktifan mendapatkan 10% dengan kategori sangat rendah. Namun, setelah dilakukan penerapan media kartu pintar dan model pembelajaran NHT pada siklus I mengalami peningkatan presentase menjadi 30%. Selanjutnya siklus II mengalami peningkatan presentase menjadi 90%. Dengan hal tersebut peningkatan dari siklus prasiklus ke siklus I sebesar 20% sedangkan siklus I ke siklus II sebesar 60%. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dengan penerapan media kartu pintar dan metode pembelajaran NHT telah mencapai ≥ 80% dengan kategori baik. Selain itu, hasil pembelajaran dengan menggunakan media kartu pintar dan model pembelajaran number head together pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Banyumudal dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dijelaskan bahwa pada prasiklus hasil belajar siswa hanya mencapai 10% dengan kategori kurang. Setelah dilakukan siklus I mengalami kenaikan presentase 50% masih di bawah kategori kurang. Selanjutnya, siklus II mengalami peningkatan drastis mencapai 90%. Dengan demikian, ketercapaian kompetensi yang dihasilkan dengan presentase 90% siswa berkategori lulus, melebih indikator keberhasilan yaitu dengan pencapaian kompetensi kelulusan sebesar 75%.