Eksploitasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara pada Masa Kolonial: Implikasi dan Warisannya

Rahel Arthaida Hutajulu(1), Nadia Sarita(2), Edo Immanuel Sinaga(3), Rosmaida Sinaga(4),


(1) Universitas Negeri Medan
(2) Universitas Negeri Medan
(3) Universitas Negeri Medan
(4) Universitas Negeri Medan
Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini menganalisis pola eksploitasi sumber daya alam di Sumatera Utara selama masa kolonial dan dampaknya terhadap ekonomi, struktur sosial, dan lingkungan. Pada periode kolonial, Sumatera Utara mengalami perubahan signifikan akibat pengembangan perkebunan besar, seperti tembakau, kopi, dan karet, yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda. Eksploitasi ini menyebabkan ketergantungan ekonomi pada komoditas ekspor, serta marginalisasi masyarakat lokal, khususnya suku Batak dan Karo, yang kehilangan hak atas tanah mereka. Selain itu, kebijakan kolonial menyebabkan kerusakan lingkungan yang masih dirasakan hingga kini, seperti deforestasi dan degradasi tanah. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah dengan tahapan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi untuk menggali dampak jangka panjang kolonialisme. Temuan menunjukkan bahwa dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari eksploitasi sumber daya alam pada masa kolonial masih berlanjut hingga saat ini. Pendekatan postkolonial digunakan untuk memahami narasi sejarah dari perspektif masyarakat lokal yang selama ini terpinggirkan. Warisan kolonial ini menegaskan pentingnya upaya rekonstruksi narasi sejarah dan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang lebih adil bagi masyarakat lokal.


Keywords


Eksploitasi Sumber Daya Alam, Kolonialisme, Sumatera Utara, Ekonomi, Sosial, Lingkungan, Postkolonial

References


Damanik, E. L. (2019). Gugung dan Jehe: Pembelahan Etnik Karo di Sumatra Utara. Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 3(1), 1-32.

Gemeente Medan. (1934). Gemeente Medan 1909-1934. http://colonialarchitecture.eu/islandora/object/u uid%3A0ba6fc94-c142-43c5-93cf f8c5a9c5c8d3. Diakses 5 November 2017.

Handinoto. (2004). Kebijakan Politik dan Ekonomi Pemerintah Kolonial Belanda Yang Berpengaruh Pada Morpologi (Bentuk dan Struktur) Beberapa Kota Di Jawa. Dimensi Teknik Arsitektur, 32(1), 19-27.

Pangdam II/BB, T.A. (1977). Sejarah Perjuangan Komando Daerah Militer II Bukit Barisan. Medan: Dinas Sejarah Kodam II Bukit Barisan.

Pelzer, K. J. (1988). Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatra Timur, 1863-1847. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Pemdasu. (1994). Sejarah Perkembangan Pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Medan: Pemdasu dan Diklat Propsu.

Prima, B. S. (1976). Perjuangan Kemerdekaan dalam Wilayah Sumatera Utara: Medan Area Mengisi Proklamasi. Medan: Badan Musyawarah Perjuangan Republik Indonesia Medan Area.

Rick, van der, Ploeg. (2010). Rapacious Resource Depletion, Excessive Investment and Insecure Property Rights. Social Science Research Network.

Stoler, A. L. (1985). Capitalism and Confrontation in Sumatra’s Plantation Belt, 1870-1979. New Haven: Yale University Press.

Veronica, S., & Siregar, R. W. (2018). Pengaruh Masa Kolonial Terhadap Struktur Ruang Kawasan (Studi Kasus: Jl. Brigjen Katamso-Jl. Avros-Jl. Karya Jaya-Jl. A.H. Nasution, Medan).


Full Text: PDF

Article Metrics

Abstract View : 83 times
PDF Download : 71 times

DOI: 10.57235/arrumman.v1i2.3962

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Rahel Arthaida Hutajulu, Nadia Sarita, Edo Immanuel Sinaga, Rosmaida Sinaga

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.