Analisis Pengendalian Banjir Kota Turikale Kabupaten Maros Dengan Metode Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
(1) Universitas Muhammadiyah Parepare
(2) Universitas Muhammadiyah Parepare
(3) Universitas Muhammadiyah Parepare
Corresponding Author
Abstract
Banjir adalah suatu kondisi di mana tidak tertampungnya air dalam saluran pembuang (palung sungai) atau terhambatnya aliran air di dalam saluran pembuang, sehingga meluap menggenangi daerah (dataran banjir) sekitarnya. Pengendalian banjir pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari sistem yang paling optimal. Debit adalah air yang mengalir melalui suatu saluran dalam satu satuan waktu. Salah satu cara untuk menghitung debit banjir rencana adalah dengan menggunakan metode hidrograf Nakayasu. Penelitian akan dilakukan di Kota Turikale Kab. Maros Sulawesi Selatan. Adapun besarnya debit banjir yang terjadi di Kota Turikale Kecamatan Turikale Kabupaten Maros adalah sebesar 2777.953 m3/s selama intensitas 7.13 jam dengan periode 100 tahunan sementara daya tampung debit air hujan maksimal sungai Maros + sungai Tomalia sebesar 499.653 m3/s. Jadi dapat dikatakan sungai tidak dapat menampung debit air hujan yang terjadi sebesar 2278.3 m3/s. Analisis dengan menggunakan metode HSS Nakayasu pada grafik memperlihatkan perbandingan antara debit banjir dan lamanya hujan jam pertama sampai jam ke enam terlihat debit banjir naik sebesar 20,00 m3/detik, demikian pula dari lama hujan 6 jam ke 7 jam naik menjadi 20,67 m3/detik, namun pada lama jam ke 7 sampai 32 jam debinya menurun secara signifikan. Bentuk pengendalian yang dipilih untuk dapat mengendalikan debit banjir yang besar adalah pembuatan kolam retensi karena kolam retensi dapat menampung volume air yang besar dan volume kolam yang dibutuhkan sebesar 3 105 289.18 m3 sehingga banjir dapat diatasi karna volume kolam lebih besar dibandingkan debit banjir yang terjadi.
Keywords
References
Balahanti, Ramlan, Windy Mononimbar, and Pierre H. Gosal. "Analisis tingkat kerentanan banjir di kecamatan singkil kota manado." SPASIAL 11.1 (2023): 69-79.
Findayani, A. (2015). Kesiap siagaan masyarakat dalam penanggulangan banjir di Kota Semarang. Jurnal Geografi: Media Informasi Pengembangan Dan Profesi Kegeografian, 12(1), 102-114.
Haningtyas, C. K. Analisis Pengendalian Banjir di Indonesia serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan.
Hidayat, A. (2022). Pemodelan parameter α hidrograf satuan sintetik nakayasu das Janeberang. Indonesian Journal Of Construction Engineering And Sustainable Development (CESD), 5(1).
Maghfiroh, N. U. R. U. L. (2018). Rekomendasi Pengendalian Bencana Banjir Berdasarkan Zona Risiko Di Kabupaten Sidoarjo. Tugas Akhir, Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Nugrahanto, E. B., Suprayogi, S., Hadi, M. P., & Rahmadwiati, R. (2022). Analisis Debit Banjir Rancangan Dengan Metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu Di Sub Das Keduang (Analysis of planned flood discharge using the Nakayasu synthetic unit hydrograph in Keduang Sub Watershed). Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research), 6(2), 111-124.
Rahardjo, P. N. (2014). 7 Penyebab Banjir Di Wilayah Perkotaan Yang Padat Penduduknya. Jurnal Air Indonesia, 7(2).
Sutapa, I. W. (2005). Kajian hidrograf satuan sintetik nakayasu untuk perhitungan debit banjir rancangan di daerah aliran sungai kodina. MEKTEK, 7(1).
Yunida, R., Kumalawati, R., & Arisanty, D. (2017). Dampak Bencana Banjir Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 4(4).
Article Metrics
Abstract View : 22 timesPDF Download : 33 times
DOI: 10.57235/aurelia.v3i2.3544
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Muh Andri Wirawan Arif, Rahmawati Rahmawati, Andi Bustan Didi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.