Eksitensi Guru Sebagai Model Dalam Meningkatkan Civic Disposition Siswa di SMP Kristen Adodo Fordata Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Desiana Walun(1), Fricean Tutuarima(2), Aisa Abas(3),


(1) Universitas Pattimura
(2) Universitas Pattimura
(3) Universitas Pattimura
Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi oleh karakter kedisiplinan (Civic Disposition) dari siswadi SMP Kristen 4 Tanut yang sangat mengalami penurunan. Semakin banyaknya siswa yangtidak menaati aturan sekolah yang telah dibuat misalnya seperti; masih banyak siswa yang seringterlambat masuk sekolah, tidak berseragam sesuai dengan aturan sekolah, siswa sering bolossekolah, bahkan diketahui siswa keluar kelas tidak memberi izin gurunya. Masalah yangdijelaskan tersebut, didasarkan pada indikator pada perilaku kedisiplinan yaitu: (1), ketaatanterhadap peraturan dalam hal peraturan sekolah. Peraturan mengatakan kepada anak apa yangharus dan mesti dilakukan, dan apa yang tidak boleh dilakukan anak. (2), kepedulian terhadaplingkungan. (3), partisipasi di dalam proses belajar mengajar. dan (4), kepatuhan menjauhilarangan.Untuk mengatasi masalah rendahnya karakter kedisiplinan siswa, maka eksitensi ataukeberadaan guru sangat diperlukan dalam meningkatkan karakter kedisiplinan siswa. Gurumemikul tugas serta tanggung jawab yang sangat berat, yaitu di samping guru harus mampu danbisa membuat pandai muridnya secara akal (mengasah secara IQ) guru juga harus dapatmenanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia bagi siswa. Untuk itu semua guru harusmemahami peran dan tugasnya masing-masing, memahami kendala-kendala pendidikan dan caramengatasinya. Guru juga harus mempunyai sifat-sifat yang positif dan menjauhi sifat-sifatnegatif agar guru juga bisa sepenuhnya memainkan peranannya dalam memberi pengaruhpositif pada anak didiknya.Hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa di SMP Kristen 4 Tanut guru telahmelakukan perannya di dalam pembentukan karakter displin siswa dengan baik. Peran tersebutsudah sesuai dengan teori dari peran guru, yaitu; sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, modeldan teladan, penasehat, dan motivator. Kendala-kendala yang dihadapi guru dari segi internalbeupa kesadaran siswa itu sendiri, sedangkan dari segi eksternal berupa kurangnya perhatian dariorang tua siswa, sehingga guru kesulitan dalam membentuk karakter siswa. Solusi yang dilakuanyaitu dengan menerapkan pembinaan-pembinaan seperti pembinaan keteladanan, pembiasaan,dan nasehat yang baik


Keywords


Karakter Siswa, Eksitensi Guru

References


Amirulloh. (2015). Teori Pendidikan Karakter dalam Keluarga. Bandung:Alfabeta.

Amri, S. (2013). Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013.Jakarta: PT. Prestasi Pustakakarya.

Anggito Albi., & Setiawan Johan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif.Sukabumi Jawa Barat: CV Jejak.Anwar,

Chairul. (2017). Teori-teori Pendidikan. Jakarta: IrcisodArianti. 2018. Eksitensi Guru dalam Pengembangan Pendidikan Karakter.Jakarta: Bumi Aksara.Azka

Salmaa Salsabilah, Dinie Anggraeni Dewi, dan Yayang Furi Furnamasari.(2021). Peran Guru Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter. JurnalPendidiKan Tambusai, 5 (3) 7158-7163.

Branson, M. S. (1998). The Role of Civic Education: A Forthcoming EducationPolicy Task Force Position Paper from the Communitarian Network.[Online].Tersedia: http://www.civiced.org/papers/articles_role.html.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.Habel. (2015). Peran Guru Kelas Membangun Perilaku Sosial Siswa Kelas VSekolah Dasar 005 di Desa Setarap Kecamatan Malinau Selatan HilirKabupaten Malinau. Jurnal Sosiologi, Vol 3, No. 2, 2015: 14-27.

Hani. (2008). Strategi Pengembangan Kedisiplinan. Malang: Fakultas UINMaliki.Huberman, dan Miles. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas.Iskkandar Agung. (2017). Peran Fasilitator Guru Dalam Penguatan PendidikanKarakter (Ppk). Perspektif Ilmu Pendidikan - Vol. 31 No 2.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.Kenneth, Requena. (2005). Strategi Membangun Disiplin. Jakarta: Anak PrestasiPustaka.Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.Bandung: PT Refika Aditama.

Kurniawan, Syamsul. (2017). Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinyasecara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi,dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.Maharani, Laila & Meri Mustika. (2016). Hubungan Self-Awareness denganKedisplinan Peserta Didik Kelas VIII di SMP Wiyatama BandarLampung. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 3 (01), 17-31.

Moleong, Lexy J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Rahman, Masykur Alif. (2011). Pentingnya Disiplin Belajar. Jakarta: RinekaCipta.

Sagala, S.(2010). Supervisi Pembelajaran Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Salahudin Anas, Irwanto Alkrienciechie. (2013). Pendidikan Karakter. Bandung:CV Pustaka Setia.

Samani, M., Haryanto. (2013). Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penulisan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Unaradjan. (2003). Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Wahab Abdul Aziz,

Supriya. (2011). Teori dan Landasan Pada PendidikanKewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.Wibowo, Agus. (2012). Menjadi Guru yang Berkarakter Strategi MembangunKompetensi dan Karakter Guru. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Winataputra, Budimansyah. (2007). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi.Pendidikan Kewarganegaan. Bandung: Lab PKN FPIPS-UPI.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Prenamedia Group Jurnal


Full Text: PDF

Article Metrics

Abstract View : 61 times
PDF Download : 37 times

DOI: 10.57235/jamparing.v2i2.3063

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Desiana Walun, Fricean Tutuarima, Aisa Abas

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.